Orang Bijak Adalah Yang Mengambil Pelajaran Dari Orang Lain

 ORANG BIJAK ADALAH YANG MENGAMBIL PELAJARAN
DARI ORANG LAIN

••• ✺ •••


بسم الله الرحمن الرحيم 

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين وبعد :

⭕️ Bahwasanya siapa yang mengamati kondisi da'wah salafiyyah yang dinisbatkan kepada Syaikh Yahya Al-Hajury وفقه الله  di negeri Indonesia akan mendapati bahwa padanya terdapat begitu banyak perpecahan. Dan pembaca akan menemukan bahwa sekarang keadaannya semakin memburuk.

⭕️ Sejak lebih dari 10 tahun banyak terdapat perpecahan yang beragam. Dan sekarang perpecahan itu semakin besar dibandingkan sepuluh tahun belakangan. Itu tidaklah terjadi kecuali karena mayoritas  penganutnya memperselisihkan beberapa perkara yang sebenarnya menurut ilmu yang shohih itu merupakan permasalahan ijtihadiyyah dimana orang yang berselisih berada pada posisi salah atau benar. Tidak ada kaitannya antara sunnah atau bid'ah. Sehingga tidak seharusnya membesar-besarkan permasalahan ini.

❗️Dan ini merupakan kesalahan fatal dalam pemahaman, dimana mencampurkan antara permasalahan asas manhajiyyah dengan cabangnya. Seperti apa yang seharusnya menjadi permasalahan pasti dan ijma' tercampur dengan permasalahan ijtihadiyyah yang diberikan udzur bagi yang salah.

⛔️ Pemahaman ini juga bertentangan dengan akal sehat yang menunjukkan tidak bagusnya pemahaman mengenai prioritas. Ini juga tidak memikirkan maslahat syar'i seperti menjaga ukhuwah Islamiyyah dan da'wah salafiyyah. Sehingga tersebarlah perlakuan membid'ahkan dan hajr karena permasalahan sekecil apapun seperti menjalarnya api pada jerami yang kering, menjalar begitu cepat.

❌ Sehingga akibatnya adalah perpecahan dalam da'wah serta lemahnya pengaruh da'wah terhadap ummat. Pembicaraan mereka hanya ditujukan untuk orang-orang yang fanatik, tidak memberikan pengaruh kepada masyarakat luas karena tersibukkannya mereka dengan perkara-perkara seperti ini dari permasalahan yang lebih besar.

⭕️ Ini dari satu sisi, dari sisi lain bertambah jauhnya mereka dari manhaj yang benar, semakin banyak perpecahan, dan saling menghina yang terus-menerus, memperpanjang permasalahan dimana itulah yang diinginkan para musuhnya..

⭕️ Dan yang membedakan keadaan sekarang dengan sebelumnya adalah banyaknya memasukkan orang-orang luar yang tidak lebih mengetahui tentang keadaan da'wah di wilayah mereka namun diambil kalamnya untuk menguatkan pendapatnya sehingga hal-hal semacam ini hanya mengakibatkan perpecahan dan saling berdebat.


📍 Dari sini saya memberikan dua kesimpulan tentang sikap orang-orang mulia terhadap permasalahan ini :

🔺 Pertama : Sekelompok orang mulia yang  tidak sepakat dengan pendapat orang-orang tersebut namun diam dan tidak mengingkari, sehingga terkadang bersama orang-orang tersebut dan terkadang juga mereka berlepas diri. Kebanyakan mereka memilih diam karena menimbang maslahat ketika disampaikan kalam para masyayikh dan fatwa dari luar tentang permasalahan yang terjadi sehingga mereka memilih diam untuk kemaslahatan. Sementara kenyataan adalah sebaik-baik bukti.

🛑 Tidakkah kita melihat sendiri bahwa masuknya orang-orang melalui perkataan para masyayikh sebagai hujjah tidaklah menambahkan kecuali kejelekan dan bertambah parah?! Karena masing-masing mereka membawakan kalam yang sesuai dengan pendapatnya dari para masyayikh luar negeri!

Maka tidaklah datang sebuah perumpamaan atau perkataan kecuali mereka akan membalas dengan perkataan masyayikh lain yang mendukung pendapatnya.

Bagaimana kondisi da'wah akan membaik sementara yang paling mengetahui keadaan da'wah adalah orang yang berada di dalamnya namun mereka malah mengambil perkataan dari luar yang tidak benar-benar mengetahui keadaan da'wah mereka.

❗️Maka seberapapun banyaknya majelis perdamaian dan ruju' dari sikap membid'ahkan dan memecah belah tidak akan cukup! 

⁉️ Bagaimana bisa, padahal Syaikh Yahya sendiri yang mereka menisbahkan dirinya kepada beliau sebagai rujukan permasalahan ini beliau adalah orang pertama yang menyelisihi sikap membid'ahkan.

📌📌📌 Sehingga tidak ada jalan lain untuk para ikhwah mulia tersebut yang jumlahnya tidak sedikit, mereka yang berada di Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi, Sumatra, Ambon, dll. Mereka yang disatukan dengan ikatan ilmu dan wara'. Sepantasnya mereka untuk mengambil satu sikap yaitu untuk menjauhi orang-orang yang ghuluw dan mengajak manusia kepada manhaj salaf yang sebenarnya dengan menjelaskan tentang bagaimana cara yang benar dalam menghadapi perselisihan atau kesalahan pribadi bagi orang yang membantu da'wah dan mengambil jalannya para ulama besar untuk berlaku adil tanpa bermudah-mudahan ataupun ghuluw. Dan inilah tanggung jawab bagi siapa saja yang mengetahui petunjuk dan kebenaran dari orang-orang yang mulia, dan tidak sepantasnya untuk lepas dari tanggung jawab ini. Senantiasa menegakkan perintah Allah تعالى dengan memberikan nasehat dan penjelasan yang sempurna dengan cara yang baik.

📍 Mereka juga seharusnya berpaling dari kelompok orang yang bermudah-mudahan menghajr karena itu adalah bentuk gangguan kepada saudaranya. Sehingga dengan begitu akan tersebar petunjuk dan kebenaran.

🔺 Kedua : Saya tujukan ini kepada para saudara saya di Malaysia bahwasanya "Orang yang bijak adalah yang mengambil pelajaran dari selainnya"

الهيئة العلمية المختصة للترجمة

📝 Diringkas oleh : Hai'ah Ilmiyyah Khusus untuk Terjemah. 


Source